RAM NU Masyithoh 18 Bandengan Kota Pekalongan
Rabu, 20 Agustus 2014
Jangan katakan 'JANGAN' untuk mendidik anak?
Terkadang, saya penasaran kenapa ada anjuran untuk jangan mengatakan 'jangan' saat mendidik anak. Beberapa ahli mengatakan bahwa karena pikiran bawah sadar lambat merespon kata 'jangan'. Ada juga yang bilang kalau menggunakan kata 'jangan', maka anak akan termotivasi untuk melakukan apa yang dilarang. Dengan memberikan contoh berupa kata-kata 'jangan bayangkan gajah warna pink lagi ngupil', justru malah membuat anak 'termotivasi' untuk membayangkan 'gajah pink lagi ngupil'. (anda juga kan? hehe), sehingga banyak anjuran untuk
Romantic Couple
Kamis, 19 Juni 2014
Selasa, 06 Mei 2014
Pandangan Islam Tentang Anak Usia Dini
Sungguh Alloh Subhanahu Wata’ala telah memberikan berbagai macam
amanah dan tanggung jawab kepada manusia. Diantara amanah dan tanggung
jawab terbesar yang Alloh Ta’ala bebankan kepada manusia, dalam hal ini
orang tua (termasuk guru, pengajar ataupun pengasuh) adalah memberikan
pendidikan yang benar terhadap anak. Yang demikian ini merupakan
penerapan dari firman Alloh Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka”
(QS. At-Tahrim:6).
Sahabat yang mulia Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu‘anhu menafsirkan
ayat diatas dengan mengatakan: “Didik dan ajarilah mereka (istri dan
anak-anak) hal-hal kebaikan” (Tafsir Ath-Thobari, Al-Maktabah
As-Syamilah)
Risalah Hadist Nabi telah menjustifikasi akan pentingnya
menyelenggarakan pendidikan kepada anak usia dini, juntifikasi itu
memberikan arti bahwa penyelenggaraan pendidikan pendidikan kepada anak
usia dini adalah merupakan perintah yang didalamnya memiliki makna
ibadah yang Agung. Inilah kesempurnaan sebuah ajaran, dimana Islam
mengajarkan tentang pentingnya proses pembentukan generasi muslim dari
sejak sedini mungkin untuk membangun pribadi-pribadi muslim yang kaffah
(sempurna).
Beberapa landasan Hadist yang menerangkan betapa pentingnya mendidik
anak sejak usia dini, dapat di renungkan hadist-hadist berikut ini:
قالَ رَسُولُ الله ِصَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
قَالَ مَامِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّيُوْلَدُعَلَى الْفِطْرَةِفَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِهِ (رواه البخارى)
Artinya : “ Setiap anak dilahirkan atas fitrah (kesucian agama yang
sesuai dengan naluri), sehingga lancar lidahnya, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikan dia beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(H.R. Bukhori)
أَكْرِمُواأَوْلاَدَكُمْ،وَأَحْسِنُواأَدَبَهُمْ
Artinya : “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik.”
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا ( رواه البخارى)
Artinya : “ Paling baiknya kamu sekalian adalah dari budi pekertinya. “ (H.R. Bukhori)
‘Amru bin ‘Atabah pernah memberikan pegangan kepada para pengasuh anaknya dengan berkata :
لِيَكُنْ أَوَّلُ إِصْلاَحِكَ لِوَلِدَى إِصْلاَحَكَ لِنَفْسِكَ فَإِنَّ
عُيُوْنَهُمْ مَعْقُوْدَةٌبِعَيْنِكَ,فَاالْحَسَنُ عِنْدَهُمْ مَاصَنَعْتَ
وَالْقَبِيْحُ عِنْدَهُمْ مَاتَرَكْتَ
Artinya : “ Hendaklah tuntunan perbaikan yang pertama bagi
anak-anakku, dimulai dari perbaikan anda terhadap diri anda sendiri.
Karena mata dan perhatian mereka selalu terikat kepada anda.Mereka
menganggap baik segala yang anda kerjakan, dan mereka menganggap jelek
segala yang anda jauhi.”
Oleh karena itu sudah sepantasnya bagi orang tua untuk memperhatikan masalah pendidikan anaknya dengan sebaiknya-baiknya.
Dari mana harus memulai?
Segala sesuatu adalah berproses, demikian juga dalam hal mendidik anak. Berikut beberapa tahapan dalam membina dan mendidik anak
- Memilih istri (ibu bagi anak) yang sholihah
Hal ini merupakan langkah awal yang dilakukan oleh seseorang (calon
bapak) agar anak-anaknya kelak menjadi anak-anak yang sholih.Karena
seorang ibu adalah sekolah pertama tempat anak-anak menimba ilmu dan
belajar. Seorang ibu yang sholihah tentu saja akan mengajarkan kebaikan
dan amal sholih kepada anak-anaknya.
Oleh karena itu Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda
yang artinya : “Wanita dinikahi karena 4 hal: (yaitu) kekayaanya,
kedudukanya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki
agama, niscaya engkau akan beruntung”(HR. Bukhori Muslim).
Demikian juga sebaliknya. Bagi seorang calon ibu, ia harus memilih
pendamping sholih yang kelak akan menjadi ayah dari anak-anaknya. Ayah
adalah pemimpin dalam keluarga yang akan mengarahkan kemana bahtera
rumah tangga akan berlayar. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda yang artinya : “Apabila datang kepada kalian orang yang kalian
ridhoi akhlak dan agamanya maka nikahkanlah ia, jika tidak kalian
lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas” (HR
At-Tirmidzi)
2. Membiasakan anak untuk mengerjakan ibadah
Diantara yang perlu ditanamkan sejak dini dalam diri anak-anak adalah
kesadaran untuk mengerjakan sholat wajib. Yang demikian ini disebutkan
dalam firman Alloh :
وَأْمُرْأَهْلَكَ بِالصَّلَاةِوَاصْطَبِرْعَلَيْهَا
“perintahkan keluargamu untuk mengerjakan sholat dan bersabar atasnya” (QS. Thoha:132).
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“ajarkan sholat pada anak anak disaat berumur 7 tahun” (HR.
At-Tirmidzi).
Selain itu pula hendaknya orang tua memotivasi anak-anak untuk
mengerjakan ibadah yang lain agar ketika mereka mencapai usia balig,
mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.
Teladan yang baik merupakan hal terpenting dalam keberhasilan mendidik anak.Telah diketahui bersama bahwa seorang anak itu suka meniru tingah laku orang tuanya.Bila
orang tua memberikan teladan yang baik kepada anaknya niscaya anak
tersebut menjadi pribadi yang baik.Begitu juga sebaliknya. Maka
hendaknya orang tua memperhatikan dan tidak menyepelekan masalah ini,
serta jangan pula apa yang dikerjakan bertentangan dengan apa yang
dikatakan. Alloh berfirman yang artinya : ”Hai orang-orang yang beriman,
mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan. Amat besar
kemurkaan disisi Alloh ta’ala bila kalian mengatakan apa yang tidak
kalian kerjakan” (QS. Ash –Shof : 2-3)
Hendaknya orang tua memberikan pengarahan kepada anak-anaknya agar
memilih teman-teman yang baik agama dan budi pekertinya. Juga selayaknya
orang tua memberikan pengertian dan senantiasa mengingatkan mereka akan
bahaya bergaul dengan orang-orang tak sholih.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan teman buruk, seperti
penjual minyak wangi dan pandai besi; adapun penjual minyak, maka bisa
jadi dia akan memberimu hadiah atau engkau membeli darinya atau
mendapatkan aromanya; dan adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan
membakar pakaianmu atau engkau menemukan bau busuk” (HR Bukhari dan
Muslim)
Penyebab banyaknya penyimpangan yang dilakukan anak-anak baik dari
segi aqidah maupun akhlak adalah apa yang mereka saksikan baik di media
cetak maupun elektronik berupa gambar-gambar atau tayangan-tayangan yang
merusak agama mereka. Solusinya adalah terus memantau aktivitas
sehari-hari mereka, serta memberikan bimbingan akan dampak negatif dari
kemajuan teknologi. Yang demikian ini bukan berarti melarang mereka
untuk menggunakan sarana informasi dan komunikasi, hanya merupakan
pengarahan agar teknologi bisa termanfaatkan dengan baik.
Sudah sepantasnya bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai luhur
pada diri anak-anaknya, seperti pentingnya iman dan islam, kecintaan
pada Alloh Ta’ala dan Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam (yang
nantinya membuahkan ketaatan terhadap perintah-perintah dan meninggalkan
larangan-larangan), juga mengajarkan mereka adab-adab islam
sehari-hari,( seperti adab berpakaian, makan dan minum dsb),
dzikir-dzikir dan doa-doa, cara bertutur kata, bergaul dengan baik
terhadap orang yang lebih tua dan sesama, cinta akan kebersihan dan
perilaku baik lainya.
Yaitu bersikap kepada anak-anak, tidak membedakan antara satu anak
dengan anak yang lainya dalam segala hal, baik dari sisi kasih sayang,
perhatian, pengajaran, nafkah, hadiah dan lain sebagainya sehingga tidak
terjadi kecemburuan diantara mereka.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَاتَّقُوااللَّهَ وَاعْدِلُوابَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ
“Bertaqwalah kalian kepada Alloh, dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian” (HR. Muslim)
Hendaknya orang tua menyadari bahwa hidayah berada di tangan Alloh
Subhanahu Wa Ta’ala. Alloh memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia
kehendaki dengan rahmat dan karunia-Nya, sedang orang tua hanya bisa
mengajarkan, mengarahkan, dan membimbing anak-anaknya. Oleh karena itu
hendaknya memperbanyak berdoa untuk kebaikan mereka.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَاهَبْ لَنَامِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَاقُرَّةَأَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَالِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“ mereka berdoa: “ wahai Robb kami, berikanlah kami penyejuk hati
dari istri-istri dan anak-anak kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi
orang-orang yang bertaqwa” (QS. Al-Furqon: 74).
Namun sebaliknnya, jauhilah dari mendoakan kejelekan bagi mereka
(seperti: mengutuk, membodoh-bodohi, melaknat dan yang semisalnya)
Anak adalah amanah dari Alloh, dan kita diperintahkan agar bisa
menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya.Semoga kita mampu menjaga dan
menunaikan amanat yang diberikan kepada kita.Wallohu Ta’ala A’lam.
Kamis, 01 Mei 2014
Finger-Painting
"Pelangi-pelangi alangkah indahmu, merah, kuning, hijau di langit yang biru...."
Syairnya sederhana tapi ternyata sarat akan makna. Anak dapat diajak membayangkan keindahan warna pelangi di angkasa karena pada dasarnya ia sudah mampu mengenali keindahan. Tidak hanya sekedar yang tertangkap oleh indra penglihatan saja tetapi juga pendengaran dan perabaan. Ia mulai memakai rasa estetikanya ketika mewarnai gambar, membuat prakarya atau menilai pemandangan alam.
Pada anak usia prasekolah, kemampuan mereka dalam menangkap keindahan sedang berkembang pesat meski prosesnya sudah dimulai sejak masih di dalam kandungan (janin).
Salah satu kegiatan yang bernilai seni pada anak usia dini adalah kegiatan Finger-painting.
Finger-painting adalah salah satu bentuk menggambar yang berharga dan merupakan ekspresi spontan. Beberapa anak kadang menemukan kesulitan saat finger-painting, yaitu ketika harus memasukkan tangannya ke dalam larutan/adonan yang kotor. Adonan dibuat dari campuran tepung sagu, sabun cair, dan pewarna makanan yang dimasak sehingga menjadi adonan, seperti lem dengan warna yang menarik. Kegiatan ini dapat dilakukan di atas meja dengan posisi anak-anak berdiri sehingga memudahkan mereka untuk menggerakkan tangannya.
Langganan:
Postingan (Atom)